Minggu, 26 Mei 2013

TeNOSS (Telkom National Operations Support Systems)


Bercerita tentang TeNOSS, membawa kita kepada pembicaraan  tentang sistem surveillance yang berada di tubuh PT. Telkom. Begitu banyak NE (Network Element) yang dimiliki oleh operator telekomunikasi sekelas PT. Telkom, dengan berbagai mereknya di area layanan yang luas –dari sabang sampai merauke, hal ini yang memaksa operator ini  untuk dapat memantau secara operasional perangkatnya, mengetahui denyut kehidupannya yang berdampak pada kinerja layanan network, agar dapat bekerja lebih cepat, akurat dan menghemat berbagai sumber daya yang dimiliki. 
DTF (Divisi Telkom Flexi) yang memberikan layanan komunikasi selular berbasis Teknologi CDMA juga memiliki Jumlah dan jenis NE yang banyak, setidaknya ada 4 Merek NE dgn jumlah 5.556 BTS. Ke arah Backwardnya ada ratusan BSC, MSC, MGW dll.
Agar kebutuhan surveillance dan monitoring yang akurat lagi mudah penggunaannya seperti tersebut dapat  terpenuhi, perlu diimplementasikan sebuah operation sistem yang mencakup inventory, fullfilment serta asurance, TeNOSS diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut.

Ketiga fungsi tersebut akan membangun sebuah datawarehouse yang sangat dibutuhkan.  
 Kembali pembicaraan kita kepada kemudahan proses surveillance dan monitoring perangkat dengan berbagai merek dan jenis di lingkungan Divisi Telkom Flexi. Salah satu contoh NE misalnya adalah:  BTS. Di bawah ini akan diperlihatkan bagaimana user harus memantau perangkat-perangkat yang memiliki speksifikasi berbeda-beda  tersebut, kemudian menggabungkannya kedalam satu aplikasi (a single system).    Let’s make it Simply and Enjoy it


Dari kondisi ini maka dapat disimpulkan bahwa :
a.       Alat produksi milik Divisi Telkom Flexi tersebar diberbagai system data base. Kebutuhan akan Data alat produksi yang tersentralisasi memudahkan pengelolaan dan pemeliharaannya. Kondisi ini pada gilirannya akan membantu pelayanan kepada pelanggan. Layanan yang baik akan menghasilkan revenue yang baik pula. Kebutuhan ini dikelompokan dalam  hal Inventory.
   b.      Pemenuhan kebutuhan pelanggan atau yang disebut Fulfillment, seperti modifikasi alat perangkat (rehoming BTS) sesuai dengan tingkat occupancy pelanggan, sangat tergantung dengan proses inventory di atas. Misalnya jika ada layanan produk tertentu proses di DTF adalah apakah ada alat produksinya, kemudian dilihat tarifnya , lalu dibuat kontraknya, lalu diaktivasi terhadap alat produksi terkait (network, port, waktu tarif, zona , blok nomor dsb). Kecepatan melihat alat produksi ini sangat penting.
c.       Jaminan  layanan yang diberikan atau yang disebut Assurance, juga sangat bergantung dengan inventory di atas. Kalau kelak ada pengaduan gangguan terhadap layanan tersebut dari pelanggan, maka petugas akan melihat layanan untuk pelanggan tersebut menggunakan alat produksi apa saja dan mana yang terganggu. Lalu gangguan diperbaiki.
Untuk semua kebutuhan pelanggan selalu memerlukan inventory alat produksi. Demikian pula untuk penanganan gangguan akan selalu melihat alat produksi yang terganggu. Demikian pula jika kita ingin melihat utilisasi alat produksi, mana yang kosong, mana yang rusak dll. Kita memerlukan inventory alat produksi ini. Inventory ini juga penting untuk perencanaan pengadaannya di waktu mendatang baik dalam orde minggu, bulan maupun tahun.

3 komentar:

Nanggala mengatakan...

Boyot, bikin kesal setter dilapangan. Aktivasi satu ont makan waktu 5 - 7 jam.....Payah bagi negara yg sudah merdeka 70 tahun.

Nanggala mengatakan...

Boyot, bikin kesal setter dilapangan. Aktivasi satu ont makan waktu 5 - 7 jam.....Payah bagi negara yg sudah merdeka 70 tahun.

Unknown mengatakan...

iaa bnr .. setuju